Saat itu aku berumur 7 tahun
Aku hanyalah anak manja bersikap baik
Aku di kelilingi lingkungan positif
Saat hari itu tiba
Semua tidak sama lagi
Bulan Juli
Ku ingat sekali , sangatlah ingat
Hari pertama aku berpendidikan di kota metropolitan
Hari dimana, perasaan ku mulai terinjak
Diman ada istilah “penindasan” di kamus ku
Ah, aku hanya berlebihan
Lebih tepatnya “penindasan mental”
Sejak itu, hari ku di penuhi ketakutan
Ketakutan akan orang lain
Ketakutan akan aksi mereka selanjutnya
Ketakutan akan dilihat
Hati ku seperti terbelah tak tertolong
Ia selalu sakit
Sakit dengar perkataan orang
Sakit terlalu lemah
Dan tidak ada yang punya keberanian untuk memperbaikinya
Karena suara itu selalu dalam diam
Sekolah Dasar seharusnya menjadi rana kesenangan
Tetapi tidak untukku
Semua itu hanyalah malapetaka
Malapetaka mimpi burukku hingga saat ini
Sahabat? Teman? Pacar?
Tidak pernah mewarnai hidupku dahulu
Tidak ada yang mau mendekati ku
Karena kediaman seribu Bahasa ku
Mereka yang mendekati dan menemani ku
Hanya ingin mengambil manfaat
Dan untuk disakiti lagi, hatiku
Aku iri terhadap mereka
Mereka yang memiliki pendamping
Mereka yang memiliki memori dengan lainnya
Mereka yang mempunyai cerita saat itu
Sedangkan aku….
Hanya terlarut dalam kesedihkan ku
Mungkin hal itu membuat ku tak peduli dengan yang lain
saat semua orang ingin di perhatikan
tidak ada yang sekedar menanyakan
menanyakan keadaan ku
Karena hati ini sangatlah lemah dan tertindas
Dahulu, kebaikan dan ketulusan ini
Hanya permainan untuk mereka.
sekarang, aku tidak butuh perhatian
aku hanya ingin dianggap
aku hanya tidak ingin masalah
aku hanya tidak ingin di benci
se sederhana itu kemauan ku
apakah ada yang mau mendengarkan permintaan ku?
Mungkin kalian yang membaca ini menganggapnya hal sepela
Namun untukku,
Ini jurang mati dan hidup ku
Maaf , telah menulis tentangnya